Menanggapi komentarnya bocah kemaren, yang menyatakan pengakuan pemerintah terhadap profesi sebagai bloger, saya menjadi tertarik untuk membahasnya. Banyak sekali para master yang sudah menghasilkan sesuatu dari menjadi blogger, misalnya membiayai orangtuanya naik haji, membeli rumah atau mobil baru dan sebagainya. Saya rasa, bloger sudah layak menjadi profesi dan bukan sebagai pengangguran seperti yang biasa disebutkan.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah bisakah masyarakat menerima profesi tersebut? Misalnya saja ketika di tanya orangtua atau calon mertua "Pekerjaannya apa mas? Bloger itu kerjaannya apa? Nama boznya siapa? Nama perusahaannya apa?" mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut harus siap kita jawab dengan bijak sebagai bloger. Ya, sebenarnya tidak hanya para orangtua saja, generasi muda pun banyak yang tidak mengerti profesi tersebut. Misalnya saja Roy Suryo atau Ahmad dhani yang dulu mencap bloger sebagai kurang kerjaan. Hal ini menunjukan juga kalau profesi seorang bloger itu belum sepenuhnya dapat di terima sebagai pekerjaan, seberapa banyakpun penghasilan dari menjadi bloger.
Penghasilan dari bloger menambah devisa negara dari dolar yang dihasilkan. Hal ini tentu saja akan menguntungkan pemerintah yang sampai saat ini masih kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnya.
No comments:
Post a Comment